Indigo Dalam Bahasa Indonesia

blacksmith Dalam Bahasa Indonesia

Kata Kunci: Blacksmith

Definisi: Seorang blacksmith adalah seorang pemukim logam yang bekerja dengan memanaskan logam, biasanya besi atau baja, lalu membentuknya menjadi berbagai benda. Pekerjaan blacksmith mencakup pembuatan alat, senjata, ornamen, dan komponen struktural.

Penggunaan: “Setelah menempuh pendidikan selama bertahun-tahun, dia akhirnya menjadi blacksmith terampil yang membuat pedang dan alat dari besi.”

Etimologi: Kata “blacksmith” berasal dari bahasa Inggris Kuno “smiþ,” yang berarti “memperbaiki” atau “membentuk,” dan “black,” yang mengacu pada warna hitam dari karbon yang terbakar saat mengolah besi. Kata ini dapat dipecah menjadi “black” (hitam) dan “smith” (tukang).

Pelafalan: /ˈblæk.s.mɪθ/

Blacksmithing adalah keterampilan yang sangat dipuji di banyak budaya sepanjang sejarah dan memiliki peran penting dalam pengembangan peralatan dan struktur dalam masyarakat manusia.

The blacksmith forged a beautiful sword. Pandai besi itu menempa pedang yang indah.

The village blacksmith is known for his incredible craftsmanship. Pandai besi desa itu dikenal karena keterampilan kerajinan yang luar biasa.

She watched the blacksmith work at the anvil. Dia melihat pandai besi bekerja di landasan.

The skills of a blacksmith have been passed down through generations. Keterampilan seorang pandai besi telah diturunkan dari generasi ke generasi.

He decided to become a blacksmith after learning about metalworking. Dia memutuskan untuk menjadi pandai besi setelah belajar tentang pembuatan logam.

discotheque Dalam Bahasa Indonesia

Definisi: Discotheque adalah sebuah tempat hiburan, biasanya berupa klub malam, di mana orang-orang berkumpul untuk menari, mendengarkan musik, dan bersosialisasi. Tempat ini sering dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang canggih dan DJ atau musik rekaman yang mengalun. Discotheque juga bisa merujuk ke genre musik yang dimainkan di tempat tersebut, terutama musik dansa.

Penggunaan: Contoh kalimat:

Etimologi: Kata “discotheque” berasal dari bahasa Prancis “discothèque”, yang merupakan gabungan dari “disque” (yang berarti “piringan” atau “rekaman”) dan “thèque” (yang berarti “rak” atau “koleksi”). Awalnya, istilah ini merujuk pada tempat penyimpanan dan pemutaran rekaman musik.

Pelafalan: /ˌdɪs.kəˈtɛk/

Discotheque sering dianggap sebagai ikon budaya pop dari dekade 1970-an dan 1980-an, berhubungan erat dengan gerakan disko dan musik-dansa. Seiring waktu, tempat hiburan ini telah berevolusi tetapi tetap menjadi pusat kesenangan dan pergaulan di banyak kota di seluruh dunia.

We went to the discotheque to celebrate her birthday. Kami pergi ke diskotik untuk merayakan ulang tahunnya.

The discotheque was packed with people dancing all night. Diskotik itu penuh dengan orang-orang yang menari sepanjang malam.

He met his friends at the discotheque after work. Dia bertemu temannya di diskotik setelah bekerja.

The discotheque features a famous DJ every weekend. Diskotik itu menampilkan DJ terkenal setiap akhir pekan.

She loves the vibrant atmosphere of the discotheque. Dia menyukai suasana yang hidup di diskotik.

✔ Tentang KBBI daring ini

Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini merupakan KBBI Daring (Dalam Jaringan / Online tidak resmi) yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata (lema/sub lema). Berbeda dengan beberapa situs web (laman/website) sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring.

Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi (kata dan arti) tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa). Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan (link) yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V (terbaru), silakan merujuk ke website resmi di kbbi.kemdikbud.go.id

Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja.

Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya: ajar,program,komputer (untuk mencari kata ajar, program dan komputer). Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan.

Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya (dengan kosakata yang lebih banyak). Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline (tidak memerlukan koneksi internet), silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email: ebta.setiawan || gmail || com

Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website kbbi.web.id, ini silakan klik Laporkan Iklan

Dari Wikikamus bahasa Indonesia, kamus bebas

indigo (posesif ku, mu, nya; partikel: kah, lah) ·

Belum ada komentar. Anda dapat menjadi yang pertama

sebagian atau seluruh definisi yang termuat pada halaman ini diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Indigo karmina (bahasa Inggris: indigo carmine), atau garam natrium asam 5,5'-indigodisulfonat, adalah suatu indikator pH dengan rumus kimia C16H8N2Na2O8S2. Senyawa ini adalah garam organik yang berasal dari indigo melalui proses sulfonasi, yang menghasilkan senyawa yang mudah larut dalam air ini.

Bahan kimia ini dapat digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman, yang membuatnya berwarna biru. Senyawa ini diizinkan penggunaannya sebagai pewarna makanan di Amerika Serikat dan Uni Eropa,[2][3] Senyawa ini memiliki nomor E E132.

Indigo karmina berbahaya untuk saluran pernapasan jika ditelan. Bahan kimia ini juga mengiritasi kulit dan mata.

Indigo karmina dalam 0.2% larutan berairnya berwarna biru pada pH 11.4 dan kuning pada 13.0. Indigo karmina juga merupakan indikator redoks, berwarna kuning ketika direduksi. Bagan kimia ini juga digunakan sebagai indikator ozon terlarut[4] melalui pengubahan asam isatin-5-sulfonat.[4] Reaksi ini telah ditunjukkan tidak spesifik pada ozon, tetapi senyawa ini juga mendeteksi superoksida, suatu pembeda yang penting dalam fisiologi sel.[5] Senyawa ini juga digunakan sebagai pewarna dalam pembuatan kapsul.

Dalam pembedahan obstetri, larutan indigo karmina terkadang digunakan untuk mendeteksi kebocoran cairan ketuban. Dalam pembedahan urologis, injeksi indigo karmina secara intravena sering digunakan untuk menyoroti bagian-bagian dari saluran kemih. Zat warna disaring dengan cepat oleh ginjal dari darah, dan warna urin menjadi biru. Senyawa ini memungkinkan struktur saluran kemih terlihat di bidang bedah, dan menunjukkan jika ada kebocoran. Namun, pewarna dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berpotensi berbahaya dalam beberapa kasus.[6]

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Indigo dapat mengacu pada beberapa hal berikut:

Anak indigo atau anak nila (bahasa Inggris: Indigo children) adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat yang spesial, tidak biasa, dan bahkan supranatural. Konsep ini merupakan ilmu semu[1] yang didasarkan pada gagasan Zaman Baru pada tahun 1970-an. Konsep ini mulai terkenal setelah diterbitkannya beberapa buku pada akhir tahun 1990-an dan dirilisnya beberapa film satu dasawarsa kemudian. Interpretasi mengenai indigo ada bermacam-macam: dari yang meyakini bahwa mereka adalah tahap evolusi manusia selanjutnya (yang bahkan mempunyai kemampuan paranormal seperti telepati) hingga yang menyebut anak indigo sebagai anak yang lebih empatik dan kreatif.

Meskipun tidak ada satu bukti penelitian pun yang membuktikan keberadaan anak indigo atau sifat mereka, fenomena ini menarik perhatian orang tua yang anaknya didiagnosis mengalami kesulitan belajar atau yang ingin anaknya spesial. Kaum skeptik memandangnya sebagai cara orang tua menghindari penanganan pediatrik atau diagnosis psikiatrik yang tepat. Daftar sifat yang dimiliki anak indigo juga dikritik karena terlalu umum sehingga dapat diterapkan untuk hampir semua orang (efek Forer). Fenomena indigo dituduh pula sebagai alat untuk menambang uang dari orang tua yang mudah ditipu.

Konsep anak indigo pertama kali dikemukakan oleh cenayang Nancy Ann Tappe pada tahun 1970-an. Pada tahun 1982, Tappe menerbitkan buku Understanding Your Life Through Color (Memahami Hidup Anda Melalui Warna)[2] yang menjelaskan bahwa semenjak pertengahan tahun 1960-an, ia mulai menyadari bahwa ada banyak anak yang lahir dengan aura "indigo"[3][4] (dalam publikasi lain Tappe juga mengatakan bahwa warna indigo atau nila berasal dari "warna kehidupan" anak yang ia dapatkan melalui sinestesia[5]). Gagasan ini kemudian dipopulerkan oleh buku yang berjudul The Indigo Children: The New Kids Have Arrived (Anak Indigo: Anak-anak Baru Telah Tiba) pada tahun 1998. Buku ini ditulis oleh Lee Carroll dan Jan Tober.[6]

Pada tahun 2002, konferensi internasional untuk anak indigo yang dihadiri oleh kurang lebih 600 orang diadakan di Hawaii. Konferensi pada tahun-tahun berikutnya diadakan di Florida dan Oregon. Beberapa film bertajuk indigo juga telah dibuat, seperti Indigo pada tahun 2003[7] yang disutradarai oleh James Twyman.[8] Film mengenai indigo juga dirilis di Rusia pada tahun 2008.[9]

Dalam sebuah artikel di Nova Religio pada tahun 2009, Sarah W. Whedon pada tahun 2009 mengusulkan bahwa konstruksi sosial anak indigo merupakan tanggapan terhadap "krisis anak-anak Amerika" yang tampak dalam bentuk peningkatan kekerasan anak-anak dan diagnosis attention deficit disorder dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Whedon meyakini bahwa orang tua melabeli anak mereka sebagai "indigo" sebagai penjelasan alternatif bagi ADD dan ADHD anak mereka.[3]

Beberapa ciri anak indigo adalah:

Beberapa ciri lain adalah:[4][6]

Menurut Tober dan Carroll, anak indigo mungkin tidak memiliki performa yang baik di sekolah karena menolak mengikuti aturan, lebih pintar (atau lebih matang secara spiritual) dari guru mereka, dan kurang tanggap terhadap disiplin yang didasarkan pada rasa bersalah, ketakutan atau manipulasi.[8]

Banyak anak yang dilabeli indigo didiagnosis mengidap gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.[10] Tober dan Carroll dalam bukunya yang berjudul The Indigo Children sendiri menghubungkan konsep indigo dengan diagnosis gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.[6] Robert Todd Carroll menyatakan bahwa pelabelan anak-anak sebagai indigo merupakan alternatif dari diagnosis yang seolah menunjukkan ketidaksempurnaan, kecacatan atau penyakit kejiwaan.[10][11] Setelah menghubungkan konsep anak indigo dengan ketakutan terhadap penggunaan Ritalin untuk mengontrol gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, Carroll berpendapat bahwa ketakutan akan penggunaan Ritalin telah memperkeruh suasana, dan berdasarkan pilihan yang ada, tentu adalah sesuatu yang masuk akal apabila orang tua lebih memilih meyakini bahwa anak mereka itu spesial dan terpilih untuk misi yang penting daripada menerima kenyataan bahwa anak mereka mengidap penyakit kejiwaan.[11]

Stephen Hinshaw, profesor psikologi di Universitas California, Berkeley, menyatakan bahwa ketakutan akan kelebihan pengobatan terhadap anak itu masuk akal. Namun anak berbakat yang didiagnosis gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas dapat belajar lebih baik dengan lebih banyak struktur. Bahkan jika struktur tersebut awalnya mengakibatkan kesulitan. Banyak anak yang dilabeli indigo telah dimasukkan ke sekolah rumah.[4]

Menurut psikolog Russell Barkley, pergerakan Zaman Baru belum menghasilkan satu bukti pun mengenai keberadaan anak indigo, dan 17 sifat yang dikaitkan dengan anak indigo itu merupakan efek Forer (atau dalam kata lain, terlalu umum sehingga dapat dikaitkan dengan banyak orang). Konsep indigo dikritik terdiri dari sifat-sifat yang terlalu umum, dan juga dianggap sebagai diagnosis palsu yang sama sekali tidak didukung oleh sains.[4][10] Kurangnya dasar ilmiah untuk konsep indigo diakui oleh beberapa tokoh pendukung indigo seperti Doreen Virtue, pengarang buku The Care and Feeding of Indigos, dan James Twyman, orang yang membuat dua film mengenai indigo.[8]

Ahli kesehatan kejiwaan juga khawatir karena pelabelan indigo dapat menghambat diagnosis dan penanganan yang tepat yang dapat membantu sang anak.[4][8] Ahli lain juga menyatakan bahwa sifat-sifat anak indigo dapat diinterpretasikan sebagai pembangkangan dan kewaspadaan belaka.[10]

Nick Colangelo, profesor di Universitas Iowa, menyatakan bahwa buku indigo pertama seharusnya tidak diterbitkan, dan bahwa "...pergerakan anak indigo itu bukan mengenai anak-anak, dan juga bukan mengenai warna indigo, tapi mengenai orang dewasa yang menyebut diri mereka sebagai ahli dan mengeruk uang dari buku, presentasi dan video."[8]

Di artikelnya yang berjudul "Indigo: The Color of Money" (Indigo: Warna Uang), Lorie Anderson menuduh bahwa Twyman dan organisasinya adalah "penipu Zaman Baru yang mencari keuntungan." Menurutnya, kepercayaan akan anak indigo dapat menghasilkan banyak uang dari penjualan buku, video, sesi bimbingan untuk anak-anak, serta sumbangan.[12] Saat ini ada berbagai macam buku, film, kemah musim panas, dan konferensi yang ditargetkan untuk orang tua yang meyakini bahwa anak mereka adalah seorang indigo.

Pewarna indigo adalah suatu senyawa organik dengan warna biru yang khas (lihat indigo). Menurut sejarah, indigo adalah pewarna alami yang diekstrak dari tanaman, dan proses ini sangat penting secara ekonomi karena pewarna biru dulunya langka. Sebagian besar dari pewarna indigo yang dihasilkan hari ini - beberapa ribu ton setiap tahun - adalah sintetik. Warna biru pada pewarna ini sering dikaitkan dengan jins biru.

Penggunaan utama untuk indigo adalah sebagai pewarna untuk benang katun, yang utamanya untuk produksi kain denim untuk jins warna biru. Rata-rata, sepasang celana jins warna biru membutuhkan 3-12 g indigo. Indigo dalam jumlah sedikit digunakan untuk mewarnai wol dan sutra.

Indigo carmine, atau indigo, adalah turunan indigo yang juga digunakan sebagai pewarna. Sekitar 20 ribu ton diproduksi setiap tahunnya, lagi terutama untuk jins warna biru.[1] Pewarna jenis ini juga digunakan sebagai pewarna makanan, dan terdaftar di Amerika Serikat sebagai FD&C Blue No. 2.

Berbagai tumbuhan telah menyediakan indigo sepanjang sejarah, tetapi kebanyakan indigo alami diperoleh dari tanaman dalam genus Indigofera, yang merupakan tumbuhan asli daerah tropis. Spesies indigo primer yang komersial di Asia adalah indigo sebenarnya (Indigofera tinctoria, juga dikenal sebagai I. sumatrana). Sebuah alternatif umum yang digunakan pada lokasi subtropis yang relatif lebih dingin seperti Kepulauan Ryukyu Jepang dan Taiwan merupakan Strobilanthes cusia. Polygonum tinctorum merupakan pewarna biru paling penting di Asia Timur sampai kedatangan spesies Indigofera dari selatan, yang menghasilkan lebih pewarna. Di Amerika Tengah dan Selatan, spesies yang tumbuh merupakan I. suffruticosa (añil). Di Eropa Isatis tinctoria mengandung pewarna yang sama yang digunakan untuk pewarnaan-biru. Beberapa tumbuhan mengandung indigo, tapi konsentrasinya yang rendah membuat mereka sulit untuk bekerja sama dan warna ini kemudian lebih mudah tercemar oleh zat-zat pewarna lainnya, biasanya mengarah pada sedikit warna kehijauan.

Sumber alami juga mencakup moluska, dalam siput laut Murex yang menghasilkan campuran indigo dan dibromoindigo (merah) yang bersama-sama menghasilkan berbagai warna ungu dikenal sebagai Ungu Tyre. Paparan cahaya selama bagian dari proses pewarnaan dapat mengkonversi dibromoindigo menjadi indigo sehingga menghasilkan warna biru yang dikenal sebagai royal blue atau hyacinth purple.

Indigo adalah suatu bubuk kristalin berwarna biru gelap yang menyublim pada suhu 390–392 °C (734–738 °F). Zat ini tidak larut dalam air, alkohol, atau eter, namun larut dalam DMSO, kloroform, nitrobenzena, dan asam sulfat pekat. Rumus kimia indigo adalah C16H10N2O2.

Molekul mengabsorbsi spektrum cahaya berwarna jingga (λmax = 613 nm).[2] Warna yang mendalam pada zat ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap dua terkonjugasi, yaitu ikatan rangkap dalam molekul yang berdekatan dan molekul planar. Dalam indigo putih, konjugasi terganggu karena molekul merupakan nonplanar.

Mengingat pentingnya nilai ekonominya, indigo dipersiapkan melalui banyak metode, salah satunya sintesis indigo Baeyer-Drewson yang bermula pada tahun 1882. Sintesis ini melibatkan kondensasi aldol dari o-nitrobenzaldehida dengan aseton, diikuti oleh siklisasi dan dimerisasi oksidatif indigo. Rute ini sangat berguna untuk memperoleh indigo dan banyak turunannya pada skala laboratorium, tetapi tidak praktis untuk sintesis skala industri. Johannes Pfleger[3] dan Karl Heumann (de) kemudian hadir dengan sintesis produksi massal untuk industri.[4] Rute praktis komersial pertama adalah dikreditkan kepada Pfleger pada tahun 1901. Dalam proses ini, N-fenilglisin diberi perlakuan dengan suatu campuran lelehan natrium hidroksida, kalium hidroksida, dan sodamida. Lelehan yang sangat sensitif ini menghasilkan indoksil, yang kemudian teroksidasi di udara membentuk indigo. Variasi dari metode ini masih digunakan sampai sekarang. Rute alternatif dan juga layak untuk indigo dikreditkan kepada Heumann pada tahun 1897. Metode ini melibatkan pemanasan N-(2-karboksifenil)glisin hingga suhu 200 °C (392 °F) dalam suasana inert dengan natrium hidroksida. Proses ini lebih mudah daripada metode Pfleger, namun prekursornya lebih mahal. Asam indoksil-2-karboksilat terbentuk. Material ini mudah mengalami dekarboksilasi untuk memberikan indoksil, yang akan teroksidasi di udara membentuk indigo.[1] Preparasi pewarna indigo is dipraktekkan pada kelas laboratorium perguruan tinggi sesuai dengan rute Baeyer-Drewsen yang asli.[5]

Cincin benzena pada indigo dapat dimodifikasi untuk memberikan berbagai zat warna yang terkait. Tioindigo, di mana kedua gugus NH digantikan oleh atom S, berwarna merah tua. Ungu Tyre adalah pewarna ungu kusam yang disekresikan oleh siput Mediterania biasa. Pewarna tersebut sangat berharga di zaman kuno. Pada tahun 1909, struktur tersebut ditunjukkan sebagai 6,6'-dibromoindigo. Pewarna tersebut tidak pernah diproduksi secara komersial. Pewarna biru ciba (5,7,5′,7′-tetrabromoindigo) yang terkait adalah, namun, merupakan nilai komersilnya. Indigo dan turunannya menampilkan ikatan hidrogen intra- dan antar-molekul yang memiliki kelarutan yang sangat rendah dalam pelarut organik. Mereka dapat dibuat larut dengan menggunakan gugus pelindung transien seperti gugus tBOC, yang menekan ikatan antarmolekul.[6] Pemanasan hasil tBOC indigo pada deproteksi termal yang efisien serta regenerasi pigmen yang terikat-H induk.

Perlakuan dengan asam sulfat mengkonversi indigo menjadi turunan warna biru-hijau yang disebut indigo carmine (indigo tersulfonasi). Pewarna ini telah tersedia pada pertengahan abad ke-18. Ia digunakan sebagai pewarna makanan, obat-obatan, dan kosmetik.

Indigo dan beberapa turunannya dikenal sebagai semikonduktor organik ambipolar ketika disimpan sebagai film tipis dengan penguapan vakum.[7]

Indigo memiliki toksisitas oral yang rendah, dengan LD50 sebesar 5000 mg/kg dalam mamalia.[1] Pada tahun 2009, tumpahan besar pewarna biru telah dilaporkan di hilir produsen jins biru di Lesotho.[8]